Ikan Hias Air Tawar Asal Kalimantan Barat (West Borneo)
Pernah pada satu masa ketika saya berada dalam sebuah bis dalam perjalanan pulang ke Kota Pontianak dari Kabupaten Kapuas Hulu, tepatnya Putussibau, bis sederhana tanpa penyejuk udara dan jalan yang tidak mulus membuat semua penumpang tampak kusut, sebagian bahkan berdebu di ujung rambut dan bagian baju yang menghadap jendela yang terbuka.
Saya sibuk menjaga sebuah kotak kardus yang saya letakan dibawah tempat dudukku dan diapit kedua kaki, dari sela kotak kardus sudah separuhnya basah, terus menetes air yang merembes membasahi lantai bis yang berlajur lajur, kebetulan tempat dudukku ada di bagian depan disamping pintu masuk, jika diurut dari depan artinya saya duduk di urutan kedua pada deret bagian sebelah kiri.
setiap kali bis berhenti, apakah menurunkan penumpang ataupun untuk istirahat sejenak, saya bergegas mencari warung atau rumah yang menjual batu es, umumnya es diproduksi dengan kulkas di rumah tangga dalam kemasan plastik ukuran 2 Kg, satu balok es berharga Rp. 1.500 kemudian saya bergegas kembali ke Bis dan meletakan balok es tersebut di dalam kardus, dibagian atas dari sebuah kantong plastik besar yang berisi air kira kira 10 liter.
beberapa penumpang yang tertarik dengan kesibukan saya kemudian mencoba melihat apa yang terdapat dalam kantong plastik yang terdapat dalam kardus yang saya bawa, saya sudah menduga mereka pasti meyangka bahwa yang saya bawa dalam plastik ini adalah ikan Silok sebutan lokal untuk Ikan Arwana (Scleropages formosus), setelah tahu bahwa isi kantong yang saya jaga dengan berbagai kesibukan ini hanyalah berisi ikan sepat, ikan seluang dan beberapa jenis ikan kecil lainnya, umumnya mereka tertawa dan merasa aneh saja mengapa saya mau membawa ikan seperti itu ke Pontianak.
Ikan hias ini saya dapat dari hasil tangkapan penduduk yang bermukin disekitar danau Sentarum, mereka umumnya memsang bubu (alat tangkap ikan berupa ayaman dari bambu atau rotan, yang jika ikan masuk kedalam maka tidak bisa keluar lagi dan akan tertangkap dalam keadaan hidup).
IKan ikan kecil hasil tangkapan ini digunakan untuk memberi makan ikan Toman peliharaan yang terdapat dalam keramba, nah saya memilih ikan ikan yang indah warnanya dan berbentuk aneh untuk saya bawa pulang ke Pontianak sebagai isi akurium.
Sesungguhnya kekayaan perairan tawar di Bumi Borneo ini meyimpan banyak kekayaan, termasuk potensi ikan hias yang jumlahnya sangat banyak dan beragam jenisnya, entah mengapa kita tidak mampu memasarkan ikan hias ini selayaknya ikan ikan hias asal brasil yang menembus pasar ikan hias di seluruh dunia sampai ke Indonesia, hanya satu dua jenis saja andalan yang bisa kita pasarkan dengan baik yaitu ikan Silok / Arwana dan ulang uli atau Bontia.
pencemaran sungai oleh mercuri hasil petambangan liar dan bebagai cemaranisdustri serta menurunnya kualitas dan debit air akibat musnahnya hutan mempercepat hilangnya sebagaian ikan yang sebenarnya dapat menjadi potensi pemghasilan bagi penduduk di Borneo ini.
kelak kesempatan untuk menikmati indahnya ikan hias asli dari perairan lokal Kalimantan Barat bisa jadi hanya tinggal impian .....
Salam Hangat,
Andreas Acui Simanjaya
email : andreasacui@yahoo.com
Saya sibuk menjaga sebuah kotak kardus yang saya letakan dibawah tempat dudukku dan diapit kedua kaki, dari sela kotak kardus sudah separuhnya basah, terus menetes air yang merembes membasahi lantai bis yang berlajur lajur, kebetulan tempat dudukku ada di bagian depan disamping pintu masuk, jika diurut dari depan artinya saya duduk di urutan kedua pada deret bagian sebelah kiri.
setiap kali bis berhenti, apakah menurunkan penumpang ataupun untuk istirahat sejenak, saya bergegas mencari warung atau rumah yang menjual batu es, umumnya es diproduksi dengan kulkas di rumah tangga dalam kemasan plastik ukuran 2 Kg, satu balok es berharga Rp. 1.500 kemudian saya bergegas kembali ke Bis dan meletakan balok es tersebut di dalam kardus, dibagian atas dari sebuah kantong plastik besar yang berisi air kira kira 10 liter.
beberapa penumpang yang tertarik dengan kesibukan saya kemudian mencoba melihat apa yang terdapat dalam kantong plastik yang terdapat dalam kardus yang saya bawa, saya sudah menduga mereka pasti meyangka bahwa yang saya bawa dalam plastik ini adalah ikan Silok sebutan lokal untuk Ikan Arwana (Scleropages formosus), setelah tahu bahwa isi kantong yang saya jaga dengan berbagai kesibukan ini hanyalah berisi ikan sepat, ikan seluang dan beberapa jenis ikan kecil lainnya, umumnya mereka tertawa dan merasa aneh saja mengapa saya mau membawa ikan seperti itu ke Pontianak.
Ikan hias ini saya dapat dari hasil tangkapan penduduk yang bermukin disekitar danau Sentarum, mereka umumnya memsang bubu (alat tangkap ikan berupa ayaman dari bambu atau rotan, yang jika ikan masuk kedalam maka tidak bisa keluar lagi dan akan tertangkap dalam keadaan hidup).
IKan ikan kecil hasil tangkapan ini digunakan untuk memberi makan ikan Toman peliharaan yang terdapat dalam keramba, nah saya memilih ikan ikan yang indah warnanya dan berbentuk aneh untuk saya bawa pulang ke Pontianak sebagai isi akurium.
Sesungguhnya kekayaan perairan tawar di Bumi Borneo ini meyimpan banyak kekayaan, termasuk potensi ikan hias yang jumlahnya sangat banyak dan beragam jenisnya, entah mengapa kita tidak mampu memasarkan ikan hias ini selayaknya ikan ikan hias asal brasil yang menembus pasar ikan hias di seluruh dunia sampai ke Indonesia, hanya satu dua jenis saja andalan yang bisa kita pasarkan dengan baik yaitu ikan Silok / Arwana dan ulang uli atau Bontia.
pencemaran sungai oleh mercuri hasil petambangan liar dan bebagai cemaranisdustri serta menurunnya kualitas dan debit air akibat musnahnya hutan mempercepat hilangnya sebagaian ikan yang sebenarnya dapat menjadi potensi pemghasilan bagi penduduk di Borneo ini.
kelak kesempatan untuk menikmati indahnya ikan hias asli dari perairan lokal Kalimantan Barat bisa jadi hanya tinggal impian .....
Salam Hangat,
Andreas Acui Simanjaya
email : andreasacui@yahoo.com