Sabtu, 21 Juli 2007

Hari-hari Terakhir Anggrek Hitam...

MENYUSURI padang pasir Kersik Luway tidaklah lengkap sebelum melihat keindahan anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang dahulu dengan mudah ditemukan di tempat ini. Spesies anggrek langka ini hanya tumbuh di padang pasir Kersik Luway. Jika sedang musim berbunga, anggrek hitam itu mekar indah dan membentuk padang anggrek mahaluas di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Namun, kini semakin sulit menemukan anggrek hitam, bahkan saat musim berbunga sekalipun. Anggrek hitam kini mendekati kepunahan sejalan dengan kehancuran Cagar Alam Kersik Luway yang jumlah lahan anggreknya menyusut drastis dari 5.000 hektar menjadi hanya tinggal 500 hektar, dan dalam lima tahun terakhir menyusut lagi menjadi tinggal 50 hektar.
Padahal, semula kawasan itu memiliki kombinasi unik hutan kerangas, hutan tropis basah, dan hutan rawa bergambut. Kersik Luway juga merupakan kumpulan beberapa kersik (tanah berpasir), yakni Kersik Luway, Kersik Serai, Kersik Nyako, dan sebagian Kersik Mencege. Namun, kerusakan alam di wilayah ini terus terjadi susul-menyusul tanpa upaya rehabilitasi menyeluruh.Silly Happy Orange & Yellow Butterfly Gif Images


Praktis dalam kondisi ini anggrek hitam pun terancam punah total. Di lain pihak, upaya nyata untuk konservasi pun belum pernah digarap serius di kalangan penguasa Kalimantan Timur (Kaltim). Petinggi Kaltim hingga kini selalu sibuk dengan dua "mainan" utama, yakni pembabatan hutan dan pembukaan tambang.
SELAIN faktor lingkungan berupa kebakaran hutan, ancaman penjarahan yang dilakukan manusia pun turut memperburuk keadaan. Edi, seorang warga Samarinda, mengatakan, pada awal tahun 90-an terjadi perburuan anggrek hitam untuk dikomersialkan ke luar Kaltim. Akibatnya terjadi kehancuran lingkungan di Kersik Luway.
"Salah seorang keluarga saya yang sarjana pertanian pun sempat membawa beberapa batang anggrek hitam hidup dari Kersik Luway. Tetapi, ternyata tanaman itu tidak bisa tumbuh di luar ekosistem aslinya yang memiliki kelembaban tinggi," kata Edi. Meski demikian, penjarahan telanjur terjadi sehingga kerusakan lingkungan di Kersik Luway sulit diperbaiki.
Data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim membenarkan kondisi kritis Kersik Luway. Berdasar penelitian terakhir, tercatat ada 57 jenis anggrek dengan 47 di antaranya memiliki daerah sebaran di dalam kawasan cagar alam. Sisanya berada di luar, tetapi masih termasuk dalam daerah padang luway.
BKSDA juga mengakui, beragam fauna pun semakin sulit ditemui di Kersik Luway. Di masa lalu, rusa, babi hutan, biawak, pelanduk, monyet, dan beberapa jenis burung dengan mudah ditemui di daerah konservasi ini. Namun, kini keberadaan fauna ini sudah sangat jarang ditemui karena kerusakan habitat atau diburu untuk diambil dagingnya.
Penjarahan anggrek dan perburuan di sekitar kawasan tersebut membuktikan perubahan pandangan terhadap kesakralan Kersik Luway. Masyarakat sudah tidak takut lagi terhadap pantangan memasuki atau mengeksploitasi kawasan yang dikeramatkan selama berabad-abad itu.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kabupaten Kutai Barat Toni Imang menyatakan, secara umum kebakaran hutan selalu menjadi faktor kehancuran alam kawasan tersebut. Namun, tidak dijelaskan mengenai perilaku manusia yang turut melakukan perusakan.
Sejalan dengan menurunnya kualitas lingkungan di Kersik Luway, gaung kelestarian dan promosi wisata tidak kunjung terdengar. Padahal, betapa pun kerusakan yang terjadi, kawasan ini masih menyimpan pesona bagi pecinta keasrian alami.
Paket wisata di Kaltim pun sedikit saja menawarkan perjalanan menyusuri Sungai Mahakam hingga ke Kota Melak. Wisatawan dengan semangat petualangan tampaknya tetap harus bersusah payah untuk menyaksikan keindahan anggrek hitam yang hanya tumbuh di Kersik Luway.
Selain suaka alam, kawasan sekitar Melak dapat dikembangkan menjadi cagar budaya. Kehidupan tradisional masyarakat Dayak, ikatan upacara adat dalam keseharian seperti di Bali, kesenian, kerajinan tangan, dan pesona eksotisme alam dan manusia Borneo takkan pernah habis dikagumi.
Mungkin hari-hari ini adalah saat terbaik untuk menyaksikan keindahan anggrek hitam di Kersik Luway.
Pesona yang tersisa seharusnya menjadi magnet untuk menarik kepedulian dan mengolah sektor wisata alam karena mungkin saat ini adalah hari-hari terakhir anggrek hitam di tempat asalnya. (ONG/Kompas)

Tidak ada komentar: