Senin, 29 September 2008

KEHANGATAN KERIANG BANDONG



KEHANGATAN KERIANG BANDONG KALIMANTAN BARAT

Mendekati akhir bulan ramadhan biasanya penduduk mulai menyalakan pelita pada malam hari di sekitar rumahnya, di Kalbar tradisi ini menarik dan sebagian penduduk membuat variasi yang lebih kreatif dan sekaligus sebagai permainan untuk anak anak berupa lampion / tanglong atau di kalbar akrab disebut sebagai Keriang Bandong.

saya sedari kecil selalu menantikan saat ini, bermain keriang bandong bersama teman sepermainan semas kecil itu, ada berbagai macam bentuk keriang bandong, berbentuk ikan, kapal kapalan, pesawat, dan berbagai bentuk kreatif lainnya yang didalamnya diberi lilin, sehingga berbagai bentuk benda yang terbuat dari lidi dan bambu yang diberi kertas minyak tipis ini nampak terang seperti lentera kertas jaman dulu.

keriang bandong merupakan budaya khas di Kalimantan Barat, dan merupakan hasil pencampuran budaya dari puak puak yang ada di kalbar. pada hari cam goh meh juga di kenal permainan taglong yang di kalimantan barat juga sudah berubah bentuk seperti ikan, pesawat, kapal dan berbagai bentuk lainnya, dan saat ini antara keriang bandong dan taglong tidak ada bentuk yang memberdakannya, hanya saat memainkannya yang berbeda, tanglong pada perayaan cap goh meh dan keriang bandong saat bulan ramadan, keduanya dimainkan anak anak dan pada malam hari.

kemarin malam saya mengajak anak anak untuk memberli keriang bandong, kami membelinya sepulang dari mengunjungi Bapak (kakeknya anak anak) di Jl, Suwignyo, harga sebuah keriang bandong yang terbuat dari rangkaian lidi yang di beri kertas minya dan tangkai dari bambu antara 10 - 25 ribu tergantung dari kerumitan bentuknya.

mengenalkan berbagai permainan bagi anak anak adalah penting, di sini anak anak dapat bermain sambil belajar mengenal budaya setempat di Kalbar ini, sesampai di rumah aku memotong sebatang lilin menjadi dua bagian supaya tidak terlalu panjang dan memasangnnya di masing masing keriang bandong, kemudian anak anak riuh redah berlari membawa keriang bandongnya, mereka bermain dan larut dalam akitivitas kekayaan budaya di kalbar ini, kelak pengalaman hari ini akan memperkaya wawasan mereka dalam menjalani hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya, kemanapun kelak mereka berada kenangan masa kecil dan sentuhannya dengan budaya akan membawa kembali untuk membangun kalimantan barat ini.

aku ingin anak anakku mengalami berbagai kekayaan budaya dikalimantan barat sebagai bagian dari akar kehidupannya, sebab sesorang yang tumbuh tanpa mengenal akar budayanya akan serupa dengan pohon yang tumbuh di padang kering, hanya sekedar bisa bertahan hidup tanpa kreativitas dan warna warni apalagi keluasan hati untuk memikirkan sesamanya.

salam hangat,

Andreas Acui Simanjaya
andreasacui@yahoo.com